Tuesday, November 19, 2013

Pengambilan Keputusan Berbasis SIM

MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Tentang
“ Pengambilan Keputusan Berbasis SIM “


Oleh
Gusni jelita
16087 / 2010
Ilmu Administrasi Negara



FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013

ALDRI FRINALDI. SH, M.HUM
NIP. 19700212 199802 1 001


BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkinmembuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, terutama untuk  kondisi yang tidak terstruktur ataupun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja.
Ada dua alasan penting mengapa manajemen membutuhkan system pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya.
Pertama, Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas. Dengan hanya mengandalkan sistem informasi manajemen tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama ditingkat atas untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal ini disebabkan karena umumnya pengambilan keputusan yang strategis tersebut lebih bersifat kebijakan dengan dampak luas dan/atau padasituasi yang tidak terstruktur
Kedua, Kebutuhan untuk  menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti (makna). Manajemen di sini di dorong untuk bagaiman mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe pengambilan keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal ini akan lebih memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik lagi.
Selain dua alasan yang dikemukakan di atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa sistem pendukung dibutuhkan dalam melengkapi system informasi manajemen yang ada, yaitu:
1)      untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia  adalah  karena sistem ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan,
2)      untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen yang ada terutama dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang hanya diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas,
3)      untuk meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data dan informasi, mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan keputusan, dan
4)      untuk mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi penggunanya.
BAB II
PEMBAHASAN

A.                Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan memegang peranan penting dalam manajemen karena menyangkut semua aspek manajemen. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil akhir untuk dilaksanakan. Cara mengambil keputusan akan mempengaruhi perancangan system informasi berdasarkan computer yang dimaksudkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
Model Simon merupakan model pengambilan keputusan terkait keputusan yang terdiri dari tiga tahap, antara lain :
1.      Pemahaman
Hubungannnya dengan SIM : proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun cara khusus. SIM harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga maslah tersebut dapat dipahami.
2.      Perancangan /Design
Hubungannya dengan SIM : SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan memprakarsai pemecahan alternative. Model harus membantu menganalisis alternative. Proses ini melibatkan penemuan, pengembangan, dan penganalisisan arah tindakan yang terbuaka. Hal ini memerlukan proses pemahaman masalah, dorongan keputusan, dan pengujian pemecahan untuk kelayakannya.
Perangkat lunak sebagi bantuan pemahaman masalah
Langkah pertama dalam pemahaman masalah adalah mengembangkan suatu model situasi. Dukungan perangkat lunak untuk SIM membekali para pembuat keputusan dengan kemampuan penemuan hubungan yang menunjukan model atau hipotesis baru dan kemampuan menghitung faktor, koefisien, hubungan, dan sebagainya yang memungkinkan penciptaan model masalah atau peluang yang lebih berguna.
Perangkat Lunak Sebagai Bantuan Penciptaan Pemecahan
Dalam ancangan ini, program komputer mengarahkan pembuatan keputusan dalam suatu strategi penelusuran keputusan yang rasional. Misalnya, prosedur penelususran pemecahan bisa diawali dengan serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan pemecahan umum. Pertanyaan tersebut dapat diikuti dengan serangkaian pertanyaan lagi yang membantu pembuat keputusan untuk mempertimbangkan semua alternatif.
Perangkat Lunak untuk Pengujian Kelayakan Pemecahan
Suatu pemecahan diuji kelayakannya dengan menganalisi dalam rangka lingkungan yang dipengaruhinya yakni: bidang masalah, organisasi keseluruhan, saingan dan masyarakat. Analisis dapat dikerjakan menurut penilai masing-masing penganalis dengan melihat  ukuran lingkungan.Hal ini memerlukan pencarian kembali data guna pembandingan.

3.      Pemilihan
Hubungannya dengan SIM : SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.
Tahap pemilihan memerlukan penerapan suatu prosedur penilaian dan pelaksanaan alternatif yang sudah dipilih. Perangkat lunak tidak bisa membuat pilihan karena pemilihan itu merupakan suatu kegiatan manusia. Namun demikian, perangkat linak dapat dipakai dalam menyususn alternatif dan sebaliknya menerapkan prosedur pemilihan keputusan sebagi dukungan pemilihannya sendiri. Misalnya, suatu keputusan untuk membeli suatu mesin dari berbagai alternatif pilihan dapat dibentuk oleh satu atau lebih kriteria sebagai berikut: tingkat penghasilan, jumlah tahun untuk membayar kembali, pengeluaran tunai minimal, kesukaan pilihan pimpinan dan risiko yang minimal.
Kriteria ini bisa diterapkan dengan penggunaan perangkat lunak keputusan. Pemilihan dibuat seorang pembuat keputusan dan dikomunikasikan pada mereka yang dapat melaksankan hasilnya. Model keputusan merupakan bagian model dasar untuk SIM nya.
Suatu pertimbangan penting dalam menilai alternatif adalah kepekaan memecahkan perubahan dalam asumsi dimana keputusan harus dibuat atau dalam kondisi yang diharapkan akan terjadi. Analisis kepekaan paling mudah dikerjakan kalau suatu model kuantitatif tersedia untuk manipulasinya.
B.                 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pembuatan keputusan bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan sehingga usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif. Masalah dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu :
1.      Masalah Korektif
Masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang direncanakan.
2.      Masalah Progresif
Suatu masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi atau masa lalu. Misalnya, perusahaan yang ngin memperbesar atau memperluas market sharenya.
3.      Masalah Kreatif
Suatu masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Contohnya, pabrik mobil yang ingin menciptakan kendaraan dengan tenaga matahari.

C.                Tipe Pengambilan Keputusan
Herbert A Simon mengemukakan teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan yang terprogram dan tidak terprogram. Keputusan terprogram merupakan keputusan yang bersifat berulang dan rutin, sesuai prosedur pasti sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.
Sedangkan, keputusan yang tidak terprogram bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.
D.                Sistem pendukung Sistem Informasi Manajemen
Banyak sistem pendukung  yang tersedia dan mampu melengkapi system informasi manajemen yang ada. Beberapa sistem pendukung yang akan dibahas di sini,di antaranya adalah:
1.                  Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan – Decision Support Systems(DSS)
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah system berbasis computer  yang interaktif,  yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.
Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna kedalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
DSS menggabungkan sumber daya intelektual seorang individu dengan kemampuan komputer dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS diartikan sebagai tambahan bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas kapabilitas, namun tidak untuk menggantikan pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusannya.
DSS juga memungkinkan para manajer untuk  melihat dampak-dampak yang mungkin timbul dari berbagai keputusan yang diambil yang disebut  model yang dapat memperkirakan dampak sebuah keputusan. Sebagai contoh: Para calon Bupati/Walikota suatu daerah dalam rangka suatuPilkada menjanjikan akan menggratiskan biaya pendidikan sampai tingkat tertentu atau menggratiskan biaya pengobatan ditingkat Puskemas, maka dampak keputusan tersebut diperkirakan jumlah pemilih akan meningkat secara signifikan, atau justru para pemilih sama sekali tidak mempercayainya karena hanya dianggap sebagai janji kosong belaka.
Jika SIM menyajikan kepada penggunanya data atau informasi untuk pengambilan keputusan yang sudah pasti dan tetap (terstruktur atau rutin), maka DSS menyajikan seperangkat kemampuan untuk keputusan yang sifatnya tidak terstruktur,di mana DSS lebih menekankan pada pengambilan keputusan atas situasi yang dengan cepat mengalami perubahan, kondisi yang memerlukan fleksibilitas, dan berbagai keputusan untuk respon yang segera.
Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan  Data-drivenDSS. Jenis DSS yang pertama merupakan suatu sistem yang berdiri sendirit erpisah dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini umumnya dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan dengan tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan.
Contoh dari model-driven DSS ini yang dipergunakan diperusahaan pelayaran yaitu voyage estimating decision support systems. DSS ini mempunyai kemampuan/kapabilitas untuk menghitung rincian pelayaran baik untuk masalah keuangan maupun perhitungan teknis. Penghitungan aspek keuangan meliputi biaya untuk pelayaran (bahan bakar, upah pekerja, dan modal yang dibutuhkan), tarif angkut untuk berbagai tipe pengiriman kargo, dan biaya pelabuhan. Rincian teknis meliputi faktorf-actor yang berhubungan dengan masalah pelayaran, seperti: kapasitas kargo, kecepatan, jarak, konsumsi bahan bakar dan kebutuhan air, serta pola bongkar muat.
Jenis DSS yang kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi.
DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database yang besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau data dari system informasi organisasi yang ada. Decision Support Systems meliputi berbagai komponen yang termuat didalam sistem pendukung ini, yaitu: DSS database dan DSS software system.
2.                  Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan – Group Decision Support Systems (GDSS)
GDSS merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif untuk memudahkan pencapaian solusi oleh sekelompok pengambil keputusan atas permasalahan yang sifatnya tidak terstruktur. GDSS dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas dan efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang(kelompok orang).
Permasalahan yang perlu digaris bawahi untuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekelompok orang antara lain adalah banyaknya para pengambil keputusan, waktu yang harus dialokasikan, dan meningkatnya peserta yang ada. GDSS memberikan dukungan pada pemecahan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi bagi anggota yang tergabung dalam kelompok.
Permasalahan yang mungkin timbul dalam GDSS adalah karena digunakannya berbagai metode baru untuk mengorganisir dan melaksanakan rapat, pertemuan/meeting maka mungkin ada keengganan atau penolakan di awal dari penggunaan GDSS ini.
3.                  Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/ Executive Support Systems (ESS)
Dalam sistem pendukung pengambilan keputusan eksekutif istilah executive support system (ESS) sering dipertukarkan dengan executive information system (EIS). Namun, ada juga yang membedakan keduanya. Jika dibedakan, EIS sering didefinisikan sebagai sistem informasi berbasis komputer yang menyajikan kebutuhan informasi eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi dan laporan manajamen.

Kemampuan analisis kebanyakan dimiliki oleh ESS. Top eksekutif dapat menggunakan ESS untuk melakukan analisis sesuai dengan kebutuhannya.Analisis dapat dilakukan oleh top eksekutif dengan menggunakan fungsiyang sudah ada, mengintegrasikan sistem lain dengan ESS, atau analisis dengan menggunakan agen intelejen.
Dengan pelaporan ini, top eksekutif dapat memfokuskan perhatiannya pada suatu keadaan atau kinerja yang buruk.Hal-hal kritis, dengan ESS, disajikan tidak saja dalam angka-angka, tetapi juga dengan warna. Misalnya, hijau menunjukkan kondisi baik, kuning untuk peningatan, dan merah untuk menggambarkan kondisi yang buruk. Kemampuan navigasi informasi adalah kemampuan untuk menjelajah informasi berbagai data secara mudah dan cepat. Untuk meningkatkan kemampuan ini, dapat digunakan hypermedia (yang merupakan pengembangan dari teknologi hypertext).
4.                  Sistem Pakar – Expert Systems (ES)
Expert systems (ES) biasanya digunakan jika organisasi harus memberikan keputusan atas suatu masalah yang kompleks. Secara khusus, ES adalah paket komputer untuk memecahkan atau mengambil keputusan atas suatu masalah spesifik atau terbatas, yang kemampuan pemecahannyadapat sama atau melebihi suatu tingkat kemampuan seorang pakar.Ide dasar di balik ES, yang merupakan teknologi intelejensia buatanterapan, sebenarnya sederhana, yaitu memindahkan keahlian seorangatau beberapa orang pakar ke komputer.
Pengetahuan pakar ini kemudian disimpan dalam komputer. Pengguna tinggal memanggil komputer untuk meminta saran yang dibutuhkan dapat melakukan inferensi (inference) agar sampai kepada suatu simpulan khusus. Karena itu, seperti seorang konsultan, sistem ini dapat memberikan saran kepada seseorang yang bukan pakar dan jika diperlukan juga dapat menjelaskan logika dibelakang sarannya tersebut.

BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Sebuah system informasi Manajemen, atau SIM adalah sebuah system informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah organisassi, juga memberI dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusannnya. sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat.
Dukungan SIM pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan proses pembuatan keputusan: penelususran, desain dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan pengolahan, file computer maupun non computer.
Dukungan SIM untuk pembuatan keputusan terdiri dari suatu pangkalan data yang lengkap, suatu kemampuan pencarian kembali pangkalan data, perangkat lunak, statistic dan analitik, serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model, model keputusan, serta bantuan keputusan
Ada juga  sistem pendukung  yang tersedia dan mampu melengkapi system informasi manajemen yang ada. antaranya adalah:
1.      Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)
2.      Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support Systems (GDSS)
3.      Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS)
4.      Sistem Pakar/Expert System


DAFTAR PUSTAKA
B. Davis. Gordon. 1991. “ kerangka Dasar SISTEM INFORMASI MANAJEMEN bagian 1 PENGANTAR”, seri manajemen No. 90-A. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo



0 comments:

Post a Comment