MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Tentang
“ Pengambilan Keputusan Berbasis
SIM “
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDjAVVoDQU_r3FraUb0GYQ1VDRWxvtPVROVSZ3qu056T7ztPSs3Mg0Xz1_LM6JS-SMil0oC25JlaJZGBDJLeERFbk3CWNqWmks9Qah-07apwCs-xuYd74TOS1hZ2ok8_gtJDqy3OZginnv/s200/LOGO+UNP.jpg)
Oleh
Gusni jelita
16087 / 2010
Ilmu Administrasi Negara
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
ALDRI FRINALDI. SH, M.HUM
NIP. 19700212 199802 1 001
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sesuai dengan tujuannya,
sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang
yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Dalam
usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkinmembuat banyak
keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu
diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi
dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Kondisi ini menjadi
tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang
tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari
sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu
sistem pendukung (support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan
keputusannya, terutama untuk kondisi yang tidak terstruktur ataupun
sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja.
Ada dua alasan penting
mengapa manajemen membutuhkan system pendukung yang mampu untuk meningkatkan
pengambilan keputusannya.
Pertama, Keputusan untuk membangun
sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas. Dengan
hanya mengandalkan sistem informasi manajemen tanpa bantuan sistem
pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama ditingkat atas untuk mengambil keputusan
yang strategis. Hal ini disebabkan karena umumnya pengambilan keputusan
yang strategis tersebut lebih bersifat kebijakan dengan dampak luas dan/atau
padasituasi yang tidak terstruktur
Kedua, Kebutuhan
untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang
memiliki arti (makna). Manajemen di sini di dorong untuk bagaiman mengembangkan
pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja aktivitas yang
dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe pengambilan keputusan yang
baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal ini akan
lebih memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan
keputusan yang lebih baik lagi.
Selain dua alasan yang
dikemukakan di atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa sistem pendukung
dibutuhkan dalam melengkapi system informasi manajemen yang ada, yaitu:
1)
untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia
adalah karena sistem ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan,
2)
untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen
yang ada terutama dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau
informasi yang hanya diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas,
3)
untuk meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data
dan informasi, mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan
keputusan, dan
4)
untuk mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif
bagi penggunanya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kerangka
Dasar Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan memegang peranan penting dalam manajemen karena menyangkut semua
aspek manajemen. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam
rangka pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil akhir untuk dilaksanakan. Cara
mengambil keputusan akan mempengaruhi perancangan system informasi berdasarkan
computer yang dimaksudkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
Model
Simon merupakan model pengambilan keputusan terkait keputusan yang terdiri dari
tiga tahap, antara lain :
1. Pemahaman
Hubungannnya
dengan SIM : proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara
yang telah ditentukan maupun cara khusus. SIM harus meneliti semua data dan
mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang menuntut perhatian.
Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah
yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas
sehingga maslah tersebut dapat dipahami.
2. Perancangan
/Design
Hubungannya
dengan SIM : SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan
memprakarsai pemecahan alternative. Model harus membantu menganalisis
alternative. Proses
ini melibatkan penemuan, pengembangan, dan penganalisisan arah tindakan yang
terbuaka. Hal ini memerlukan proses pemahaman masalah, dorongan keputusan, dan
pengujian pemecahan untuk kelayakannya.
Perangkat lunak sebagi bantuan pemahaman masalah
Langkah pertama dalam
pemahaman masalah adalah mengembangkan suatu model situasi. Dukungan perangkat
lunak untuk SIM membekali para pembuat keputusan dengan kemampuan penemuan
hubungan yang menunjukan model atau hipotesis baru dan kemampuan menghitung
faktor, koefisien, hubungan, dan sebagainya yang memungkinkan penciptaan model
masalah atau peluang yang lebih berguna.
Perangkat Lunak Sebagai Bantuan Penciptaan
Pemecahan
Dalam ancangan ini,
program komputer mengarahkan pembuatan keputusan dalam suatu strategi
penelusuran keputusan yang rasional. Misalnya, prosedur penelususran pemecahan
bisa diawali dengan serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan pemecahan
umum. Pertanyaan tersebut dapat diikuti dengan serangkaian pertanyaan lagi yang
membantu pembuat keputusan untuk mempertimbangkan semua alternatif.
Perangkat Lunak untuk Pengujian Kelayakan
Pemecahan
Suatu pemecahan diuji
kelayakannya dengan menganalisi dalam rangka lingkungan yang dipengaruhinya
yakni: bidang masalah, organisasi keseluruhan, saingan dan masyarakat. Analisis
dapat dikerjakan menurut penilai masing-masing penganalis dengan melihat
ukuran lingkungan.Hal ini memerlukan pencarian kembali data guna pembandingan.
3. Pemilihan
Hubungannya
dengan SIM : SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan
dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah
dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan
balik dan penilaian kemudian.
Tahap pemilihan
memerlukan penerapan suatu prosedur penilaian dan pelaksanaan alternatif yang
sudah dipilih. Perangkat lunak tidak bisa membuat pilihan karena pemilihan itu
merupakan suatu kegiatan manusia. Namun demikian, perangkat linak dapat dipakai
dalam menyususn alternatif dan sebaliknya menerapkan prosedur pemilihan
keputusan sebagi dukungan pemilihannya sendiri. Misalnya, suatu keputusan untuk
membeli suatu mesin dari berbagai alternatif pilihan dapat dibentuk oleh satu
atau lebih kriteria sebagai berikut: tingkat penghasilan,
jumlah tahun untuk
membayar kembali, pengeluaran tunai minimal,
kesukaan pilihan pimpinan
dan risiko yang minimal.
Kriteria ini bisa
diterapkan dengan penggunaan perangkat lunak keputusan. Pemilihan dibuat
seorang pembuat keputusan dan dikomunikasikan pada mereka yang dapat
melaksankan hasilnya. Model keputusan merupakan bagian model dasar untuk SIM
nya.
Suatu pertimbangan
penting dalam menilai alternatif adalah kepekaan memecahkan perubahan dalam
asumsi dimana keputusan harus dibuat atau dalam kondisi yang diharapkan akan
terjadi. Analisis kepekaan paling mudah dikerjakan kalau suatu model
kuantitatif tersedia untuk manipulasinya.
B.
Pengertian
Pengambilan Keputusan
Pembuatan
keputusan bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan
sehingga usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik
dan efektif. Masalah dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu :
1. Masalah
Korektif
Masalah yang timbul
karena adanya penyimpangan dari apa yang direncanakan.
2. Masalah
Progresif
Suatu masalah yang
terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi
atau masa lalu. Misalnya, perusahaan yang ngin memperbesar atau memperluas
market sharenya.
3. Masalah
Kreatif
Suatu masalah yang
muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru.
Contohnya, pabrik mobil yang ingin menciptakan kendaraan dengan tenaga
matahari.
C.
Tipe
Pengambilan Keputusan
Herbert
A Simon mengemukakan teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan
yang terprogram dan tidak terprogram. Keputusan terprogram merupakan keputusan yang bersifat berulang dan rutin, sesuai prosedur pasti sehingga keputusan tersebut tidak perlu
diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.
Sedangkan,
keputusan yang tidak terprogram bersifat
baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk
menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan
struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya
sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.
D.
Sistem
pendukung Sistem Informasi Manajemen
Banyak sistem
pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi system informasi manajemen
yang ada. Beberapa sistem pendukung yang akan dibahas di sini,di antaranya
adalah:
1.
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
– Decision Support Systems(DSS)
Sistem pendukung
pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah system berbasis computer yang
interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan
model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.
Sistem pendukung ini
membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model
dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan
tampilan pengguna kedalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful)
yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
DSS menggabungkan sumber
daya intelektual seorang individu dengan kemampuan komputer dalam rangka
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS diartikan sebagai tambahan
bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas kapabilitas, namun tidak untuk
menggantikan pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusannya.
DSS juga memungkinkan
para manajer untuk melihat dampak-dampak yang mungkin timbul dari
berbagai keputusan yang diambil yang disebut model yang dapat memperkirakan
dampak sebuah keputusan. Sebagai contoh: Para calon Bupati/Walikota suatu
daerah dalam rangka suatuPilkada menjanjikan akan menggratiskan biaya
pendidikan sampai tingkat tertentu atau menggratiskan biaya pengobatan
ditingkat Puskemas, maka dampak keputusan tersebut diperkirakan jumlah pemilih
akan meningkat secara signifikan, atau justru para pemilih sama sekali tidak
mempercayainya karena hanya dianggap sebagai janji kosong belaka.
Jika SIM menyajikan
kepada penggunanya data atau informasi untuk pengambilan keputusan yang sudah
pasti dan tetap (terstruktur atau rutin), maka DSS menyajikan seperangkat
kemampuan untuk keputusan yang sifatnya tidak terstruktur,di mana DSS lebih
menekankan pada pengambilan keputusan atas situasi yang dengan cepat mengalami
perubahan, kondisi yang memerlukan fleksibilitas, dan berbagai keputusan untuk
respon yang segera.
Ada dua tipe DSS yang
dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan Data-drivenDSS.
Jenis DSS yang pertama merupakan suatu sistem yang berdiri sendirit erpisah
dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. DSS ini sering
dikembangkan langsung oleh masing-masing pengguna dan tidak langsung
dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini
umumnya dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian
dikombinasikan dengan tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk
digunakan.
Contoh dari model-driven
DSS ini yang dipergunakan diperusahaan pelayaran yaitu voyage
estimating decision support systems. DSS ini mempunyai kemampuan/kapabilitas
untuk menghitung rincian pelayaran baik untuk masalah keuangan maupun
perhitungan teknis. Penghitungan aspek keuangan meliputi biaya untuk pelayaran
(bahan bakar, upah pekerja, dan modal yang dibutuhkan), tarif angkut untuk
berbagai tipe pengiriman kargo, dan biaya pelabuhan. Rincian teknis meliputi
faktorf-actor yang berhubungan dengan masalah pelayaran, seperti: kapasitas
kargo, kecepatan, jarak, konsumsi bahan bakar dan kebutuhan air, serta pola
bongkar muat.
Jenis DSS yang
kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data yang ada
atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi.
DSS ini membantu untuk
proses pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna untuk
mendapatkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database yang
besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk
memungkinkan para pelanggannya memperoleh data dari website-nya
atau data dari system informasi organisasi yang ada. Decision Support
Systems meliputi berbagai komponen yang termuat didalam sistem
pendukung ini, yaitu: DSS database dan DSS software system.
2.
Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan
Keputusan – Group Decision Support Systems (GDSS)
GDSS merupakan sistem
berbasis komputer yang interaktif untuk memudahkan pencapaian solusi oleh
sekelompok pengambil keputusan atas permasalahan yang sifatnya tidak
terstruktur. GDSS dikembangkan untuk menjawab tantangan terhadap kualitas dan
efektivitas pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang(kelompok
orang).
Permasalahan yang perlu
digaris bawahi untuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekelompok orang
antara lain adalah banyaknya para pengambil keputusan, waktu yang harus
dialokasikan, dan meningkatnya peserta yang ada. GDSS memberikan dukungan pada
pemecahan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi
bagi anggota yang tergabung dalam kelompok.
Permasalahan yang
mungkin timbul dalam GDSS adalah karena digunakannya berbagai metode baru untuk
mengorganisir dan melaksanakan rapat, pertemuan/meeting maka mungkin ada
keengganan atau penolakan di awal dari penggunaan GDSS ini.
3.
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Eksekutif/ Executive Support Systems (ESS)
Dalam sistem pendukung
pengambilan keputusan eksekutif istilah executive support system (ESS)
sering dipertukarkan dengan executive information system (EIS).
Namun, ada juga yang membedakan keduanya. Jika dibedakan, EIS sering
didefinisikan sebagai sistem informasi berbasis komputer yang menyajikan
kebutuhan informasi eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas
informasi dan laporan manajamen.
Kemampuan analisis
kebanyakan dimiliki oleh ESS. Top eksekutif dapat menggunakan ESS untuk
melakukan analisis sesuai dengan kebutuhannya.Analisis dapat dilakukan oleh top
eksekutif dengan menggunakan fungsiyang sudah ada, mengintegrasikan sistem lain
dengan ESS, atau analisis dengan menggunakan agen intelejen.
Dengan pelaporan ini,
top eksekutif dapat memfokuskan perhatiannya pada suatu keadaan atau kinerja
yang buruk.Hal-hal kritis, dengan ESS, disajikan tidak saja dalam angka-angka,
tetapi juga dengan warna. Misalnya, hijau menunjukkan kondisi baik, kuning
untuk peningatan, dan merah untuk menggambarkan kondisi yang buruk. Kemampuan
navigasi informasi adalah kemampuan untuk menjelajah informasi berbagai data
secara mudah dan cepat. Untuk meningkatkan kemampuan ini, dapat digunakan hypermedia (yang
merupakan pengembangan dari teknologi hypertext).
4.
Sistem Pakar – Expert Systems (ES)
Expert systems (ES) biasanya digunakan
jika organisasi harus memberikan keputusan atas suatu masalah yang kompleks.
Secara khusus, ES adalah paket komputer untuk memecahkan atau mengambil
keputusan atas suatu masalah spesifik atau terbatas, yang kemampuan
pemecahannyadapat sama atau melebihi suatu tingkat kemampuan seorang pakar.Ide
dasar di balik ES, yang merupakan teknologi intelejensia buatanterapan,
sebenarnya sederhana, yaitu memindahkan keahlian seorangatau beberapa orang
pakar ke komputer.
Pengetahuan pakar ini
kemudian disimpan dalam komputer. Pengguna tinggal memanggil komputer untuk
meminta saran yang dibutuhkan dapat melakukan inferensi (inference) agar
sampai kepada suatu simpulan khusus. Karena itu, seperti seorang konsultan,
sistem ini dapat memberikan saran kepada seseorang yang bukan pakar dan jika
diperlukan juga dapat menjelaskan logika dibelakang sarannya tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebuah system informasi
Manajemen, atau SIM adalah sebuah system informasi yang selain melakukan semua
pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah organisassi, juga memberI dukungan
informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusannnya.
sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang
membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat.
Dukungan SIM pada
pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan
proses pembuatan keputusan: penelususran, desain dan pemilihan. Dukungan SIM
biasanya melibatkan pengolahan, file computer maupun non computer.
Dukungan SIM untuk
pembuatan keputusan terdiri dari suatu pangkalan data yang lengkap, suatu
kemampuan pencarian kembali pangkalan data, perangkat lunak, statistic dan
analitik, serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model,
model keputusan, serta bantuan keputusan
Ada juga sistem
pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi system informasi manajemen
yang ada. antaranya adalah:
1. Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)
2. Sistem
Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support Systems
(GDSS)
3. Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS)
4. Sistem
Pakar/Expert System
DAFTAR
PUSTAKA
B. Davis. Gordon. 1991. “ kerangka Dasar
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN bagian 1 PENGANTAR”, seri manajemen No.
90-A. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo
0 comments:
Post a Comment